Pingitan merupakan tradisi adat Jawa dimana kedua calon mempelai menjelang hari pernikahannya tidak diperbolehkan untuk bertemu satu sama lain selama kurun waktu yang sudah disetujui. Lazimnya, dalam tradisi Pingitan tempo dulu, memakan durasi sekitar 1 sampai 2 bulan, tergantung dari persetujuan kedua mempelai. Namun sekarang Pingitan sering dilakukan dengan durasi selama 1 sampai 2 minggu saja.

Elnam Info, Pingitan
Baca Juga: Ragam Gerak Tari Pagar Pengantin, Tarian Khas Pernikahan Adat Palembang
Meski dapat dikatakan wajib, Pingitan masih menimbulkan banyak pertanyaan bagi banyak masyarakat. Namun, dibalik pelaksanaanya, Pingitan memiliki banyak makna yang bermanfaat bagi kedua mempelai yang hendak menikah.

Elnam Info, Elnam Photo Library
Pertama, dengan Pingitan, kedua mempelai dapat memupuk rasa rindu terhadap satu sama lain. Hal ini menjadikan perasaan rindu tersebut akan terus memuncak hingga hari pernikahan tiba.
Kedua, Tradisi Pingitan dapat meningkatkan kesabaran dan kepercayaan kedua pasangan. Dengan adanya Pingitan, kedua mempelai akan dilatih untuk memupuk rasa percaya dan sabar satu sama lain dengan tidak bertemu satu sama lain, hal ini akan menjadi bekal yang penting untuk kehidupan pernikahan kelak.

Elnam Info, Pingitan
Baca Juga: Ragam Gerak Tari Pagar Pengantin, Tarian Khas Pernikahan Adat Palembang
Selanjutnya, Pingitan dapat menjadi waktu yang pas untuk mempelai perempuan untuk mempercantik dirinya, melakukan berbagai persiapan yang diperlukan agar pada saat hari-H nanti telah siap secara fisik dan mental untuk menghadapi hari pernikahan.
Pingitan juga dapat menjadi waktu kedua mempelai untuk mendapatkan berbagai macam masukan, nasehat dan petuah penting dengan cara mendekatkan diri terhadap masing-masing keluarga. Karena seringkali pengantin muda perlu mendapatkan banyak petuah, nasehat dan bimbingan yang akan membantu mereka kelak di kehidupan pernikahan.

Elnam Info, Pingitan
Dan terakhir, Tradisi Pingitan dipercaya untuk menghindarkan kedua mempelai dari marabahaya. Banyak masyarakat keturunan Jawa yang masih meyakini bahwa hari-hari menjelang pernikahan sangatlah rentan dengan marabahaya. Rintangan tersebut bahkan dapat berpotensi merusak hubungan kedua mempelai, Pingitan dilakukan untuk menghindari marabahaya tersebut.
Source By: bridestory.com, kompas.com
Written By: Muhammad Dhafa Athoriq